MUSIK
“Setan tidak mendapatkan penolakan
terhadap musik jika dia dapat membuat suatu hubungan melalui mana dia dapat
menguasai pikiran.” (Testimonies for the Church, vol. 1, p. 506)
“Mereka memiliki telinga yang peka
untuk musik, dan Setan mengetahui alat tubuh mana untuk dirangsang, digerakan,
dipikat dan mempesona pikiran.” (Testimonies for the Church, vol. 1, p. 497)
“Sebagaimana masa yang lalu begitu
juga masa yang akan datang. Setan akan membuat musik menjadi satu jerat dengan
cara yang salah dalam penggunaannya.” (Selected Messages, book 2, pp. 37,
38)
“Saya melihat cara-cara yang bodoh
dan perkataan yang tidak pada tempatnya disebutkan; dan melihat bagaimana Roh
Kudus berdukacita dan nama Tuhan dihina.” (EGW dan Musik, hal. 37)
“Peristiwa-peristiwa yang saudara
jelaskan seperti yang terjadi di Indiana, Tuhan tunjukkan kepada saya akan
terjadi lagi menjelang penutupan pintu kasihan. Gerakan-gerakan yang aneh
dilakukan, dan teriakan-teriakan dengan bunyi tambur mengiringi, musik dan
tarian, sehingga suasana pikiran mereka menjadi kacau dan ini, mereka sebut
gerakan-gerakan Roh Kudus.” (Selected Messages, book 2, p. 37, 38)
“Tanggung jawab yang agung dan
mulai terletak di pundak orang-orang muda. Uang tidak menjadi soal bagi mereka.
Mendatangkan musik dan lagu ke dalam rumah mereka yang tidak mendorong kepada
kesucian dan kerohanian yang kuat, semuanya itu mempunyai arti yang mengalihkan
pikiran mereka dari kebenaran, musik yang digunakan salah…. adalah kutuk yang
amat dahsyat.” (Testimonies for the Church, vol. 1, p. 497)
“Sementara anak-anak Israel
berjalan melintasi padang belantara sambil menghibur diri dengan lagu nyanyian
kudus, demikian juga Allah menyuruh anak-anak-Nya sekarang ini supaya
menggembirakan hidup pengembaraan mereka. Hanya ada sedikit cara yang lebih
efektif untuk menanamkan firman-Nya dalam ingatan dibanding dengan
mengulang-ulanginya dalam nyanyian. Dan nyanyian demikian mempunyai kuasa yang
luar biasa. Itu berkuasa mengurangi kekasaran dan sifat-sifat tidak beradab,
kuasa untuk mencerdaskan pikiran dan membangkitkan rasa simpati, mendorong
keselarasan bertindak, serta menghapuskan kegelapan maupun prasangka yang
merusak semangat dan melemahkan usaha.” (Education, pp. 167, 168)
“Biarlah lagu itu dinyanyikan
dengan jelas kata-katanya….. dinyanyikan
dari hati dan roh serta dengan pengertian.” (Evangelism, p. 509)
“Biarlah lagu itu dinyanyikan dengan
kata-kata yang jelas supaya dapat dimengerti
orang yang mendengarnya dan hatinya pun terjamah. Tetapi sering terjadi bahwa
orang yang melakukannya sendiri pun tidak mengerti apa yang mereka lagukan,
apalagi orang yang mendengarnya. Kiranya dalam hal ini kita mau mengadakan
pembaharuan. Bilamana umat Tuhan tiba pada masa penganiayaan, mereka akan
saling menasihati dan menyanyikan lagu-lagu yang menguatkan iman serta pengharapan masuk surga.” (Education, p.
166)
“Malaikat sedang terbang di sekitar tempat
tinggal di sana. Orang-orang muda berkumpul, ada suara musik vokal dan
instrumen. Orang-orang Kristen berkumpul di sana, tetapi apa yang Anda dengar?
Itu adalah suatu lagu, lagu yang sembrono, cocok untuk ruang dansa. Lihatlah,
para malaikat mengumpulkan cahaya murni mereka lebih dekat di sekitar mereka,
dan kegelapan menyelimuti tempat tinggal itu. Para malaikat berpindah dari
pemandangan itu. Kesedihan ada pada wajah mereka. Lihatlah, mereka menangis.
Ini saya lihat berulang-ulang di sepanjang jajaran pemelihara Sabat, dan
terutama _______. Musik menempati jam-jam yang seharusnya dikhususkan untuk
doa. Musik adalah berhala yang banyak dianut oleh ibadah orang-orang Kristen
pemelihara Sabat.” (Messages to Young
People, p. 296)
BIOSKOP/TELEVISI
“Di antara sumber-sumber keplesiran yang paling berbahaya adalah bioskop.
Bukannya menjadi sekolah akhlak dan tabiat, sebagaimana sering dianggap,
bioskop adalah persemaian kebejatan moral. Kebiasaan-kebiasaan jahat dan
kecenderungan-kecenderungan keji diperkuat dan diperteguh oleh hiburan-hiburan
seperti ini. Nyanyian-nyanyian, tingkah laku cabul, ekspesi dan sikap-sikap
yang murahan, merendahkan daya khayal serta menurunkan akhlak.”
“Setiap orang muda yang terbiasa menonton
pertunjukan demikian akan rusak
prinsipnya. Tidak ada pengaruh di negeri kita ini yang lebih berkuasa
untuk meracuni daya khayal, merusak pengaruh-pengaruh rohani, dan menumpulkan
kesukaan terhadap hidup yang wajar, selain daripada hiburan-hiburan
pertunjukan. Kegandrungan akan hal ini meningkatkan setiap pemanjaan, seperti
keinginan terhadap minuman keras untuk makin kuat penggunaannya.” (Testimonies
for the Church, vol. 4, pp. 652, 653)
“Tidak bakal ada permohonan akan berkat Allah
selama jam yang digunakan di bioskop atau ruang dansa. Tidak ada yang ingin
kedapatan berada di sana bilamana Kristus datang. Tidak ada orang Kristen yang ingin mati di tempat seperti itu.” (Messages
to Young People, p. 398)
BAHAN BACAAN
“Setan mengetahui bahwa pikiran sangat
dipengaruhi oleh makanan yang dimakannya. Ia sedang berusaha menuntun baik
orang muda maupun orang dewasa untuk membaca buku-buku cerita serta buku-buku
lainnya. Para pembaca buku-buku seperti itu menjadi tidak layak untuk menuaikan
kewajiban yang mereka hadapi. Mereka hidup dalam khayalan, dan tidak mempunyai kerinduan untuk menyelidiki
Kitab Suci untuk makan manna dari surga. Pikiran yang perlu dikuatkan
menjadi lemah, dan kehilangan kuasanya untuk mempelajari kebenaran besar yang
ada sangkut-pautnya dengan tugas dan pekerjaan Kristus, ----- kebenaran yang
dapat memperkuat pikiran, menggugah angan-angan, serta menyalakan suatu
keinginan yang kuat dan sungguh-sungguh untuk menang sebagaimana Kristus telah
menang.” (Messages to Young People, p. 271)
“…. Cerita-cerita percintaan, dongeng-dongen
picisan yang menggemparkan, malah jenis-jenis buku yang disebut novel agama ---- buku-buku yang dalamnya
pengarang menarik suatu pelajaran akhlak dari ceritanya ---- menjadi suatu
kutuk kepada mereka yang membacanya. Perasaan agama mungkin dijalinkan di
seluruh buku cerita, tetapi dalam banyak hal Setan mengenakan jubah malaikat,
sehingga dapat memperdayakan dan memikat lebih berhasil. Seorang pun tiada yang
sudah teguh dalam prinsip-prinsip rohani, seorang pun tiada yang sudah aman
dari penggodaan sehingga mereka sudah aman dalam membaca cerita-cerita seperti
ini. Ambillah tekad menjauhkan segala bacaan yang tidak berharga. Hal itu tidak
akan menguatkan kerohanianmu, tetapi akan memasukkan ke dalam ingatan
perasaan-perasaan yang merusak angan-angan, menyebabkan engkau kurang
memikirkan tentang Yesus dan merenungkan pelajaran-pelajaran-Nya yang
berharga.” (Messages to Young People, p. 273)
PERMAINAN
“Ada hiburan-hiburan seperti
berdansa-dansi, bermain kartu, catur, dam, dan lain-lain, yang kita tidak dapat
membenarkannya, karena Sorga
melarangnya.” (Massages
to Young People, pp. 379, 392)
“Sebuah gambaran tentang berbagai perkara
telah ditunjukkan kepada saya dimana
para siswa sedang bertanding tennis dan cricket. Kemudian kepada saya diberi
petunjuk dari hal sifat tabiat dari hiburan-hiburan ini. Sekaliannya itu
diperlihatkan kepada saya sebagai suatu jenis penyembahan berhala, bagaikan
berhala-berhala dari bangsa-bangsa.” (Counsels to Teachers, p. 350)
“Menurut perasaan umum pekerjaan kasar itu
adalah rendah derajatnya, namun orang dapat saja bekerja keras sebanyak yang
mereka lakukan pada permainan
cricket, baseball, atau di dalam pertandingan tinju, tanpa dianggap rendah
derajat. Setan bergembira apabila dilihatnya manusia menggunakan kekuatan-
kekuatan fisik dan mentalnya pada apa yang tidak mendidik, yang tidak
bermanfaat, yang tidak dapat membantu mereka untuk menjadi suatu berkat bagi
orang-orang yang membutuhkan pertolongannya. Sementara orang-orang muda makin
menjadi ahli dalam olahraga-olahraga yang tidak bernilai nyata bagi diri
sendiri atupun bagi orang lain. Setan sedang memainkan pertaruhan hidup bagi
jiwa-jiwa mereka, sambil merampas dari mereka talenta-talenta yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka, lalu
menempatkan sifat-sifat jahatnya sendiri sebagai gantinya pada mereka….. Ia
berusaha mengisi dan memenuhi pikiran sedemikian lengkapnya supaya Allah tidak
akan lagi menemukan tempat di dalam ingatan.” (Counsels to Teachers, pp.
274, 275)
“Saya tidak mempermasalahkan permainan bola
yang sederhana; tetapi permainan ini, meskipun dalam kesederhanaannya, mungkin
dilakukan berlebih-lebihan.” (Adventist Home, p. 499)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar