Reformasi Kesehatan



 MELANGGAR REFORMASI KESEHATAN = DOSA
“Kalau kita gagal merawat tubuh kita, itu adalah satu penghinaan terhadap Pencipta.” (Letter 120, 1901)
“Adalah dosa apabila melanggar aturan-aturan kesehatan sama halnya dengan dosa melanggar Sepuluh Hukum. Keduanya sama-sama melanggar hukum Allah. Mereka yang melanggar hukum Allah dalam organisme tubuh mereka akan cenderung melanggar hukum Allah yang diturunkan di bukit Sinai.” (Christian Temperance and Bible Hygience, p. 53)
“Oleh karena hukum-hukum alam adalah hukum-hukum Allah, kita harus mempelajari hukum-hukum ini dengan teliti. Kita harus mempelajari semua tuntutannya terhadap tubuh kita sendiri, lalu mengikutinya. Mengabaikan hal ini berarti melakukan dosa.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p. 369)
“Pelanggaran hukum alam secara terus-menerus adalah pelanggaran hukum Allah secara terus-menerus. Segala beban penderitaan, kesengsaraan, kerusakan, perubahan bentuk, penyakit dan ketololan, semuanya membanjiri dunia…. Dosa paling besar dilakukan melalui pemanjaan selera yang sudah rusak.” (Testimonies for the Church, vol. 4, p. 30)
“Adalah satu tugas bagi kita untuk mengetahui bagaimana caranya memelihara kesehatan tubuh dalam kondisi puncak. Adalah satu kewajiban mulia untuk menghidupkan terang Allah yang telah diberikan-Nya dengan anugerah. Sekiranya kita menutup mata dan tidak mau melihat karena takut terhadap kesalahan-kesalahan kita sendiri yang kita tidak mau membuangnya, dosa kita bukan dikurangi, melainkan ditambah. Kalau terang itu ditolak dalam satu hal, itu tidak akan dihargai dalam hal lain. Dosa itu sama besarnya, apakah kita melanggar hukum kesehatan atau melanggar salah satu dari Sepuluh Hukum, karena kita tidak dapat mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan jiwa raga sambil mengasihi nafsu selera kita lebih daripada mengasihi Allah. Dari hari ke hari mengurangi kekuatan kita untuk memuliakan Allah, padahal Dia menuntut segenap tenaga pikiran dan jasmani kita.” (Testimonies for the Church, vol. 2, p. 70)

MELANGGAR REFORMASI KESEHATAN = TIDAK SELAMAT
“Jikalau umat Allah masih mengingini kebiasaan-kebiasaan buruk walaupun sudah menerima banyak terang, atau memanjakan diri dan menolak reformasi, mereka pasti akan menderita akibat-akibat pelanggaran. Jikalau mereka sudah menentukan untuk memuaskan selera yang salah dengan ganjaran apapun, Allah tidak akan menyelamatkan mereka secara ajaib dari segala akibat pemanjaan itu. Mereka ‘akan berbaring di tempat siksaan.’ Yesaya 50:11.” (Testimonies for the Church, vol. 9, p. 164)
“Allah tidak akan menurunkan Roh Kudus-Nya kepada mereka yang mengetahui bagaimana mereka harus makan untuk kesehatan tetapi masih mengikuti cara yang akan melemahkan tubuh dan pikiran.” (Undated MS 88)
“….manusia tidak dapat mencemarkan tubuhnya dengan pemanjaan yang penuh dosa. Jikalau tercemar mereka tidak layak menjadi manusia rohani, dan tidak layak di surga. Jikalau manusia mau menerima terang Allah yang diberikan-Nya tentang reformasi kesehatan, dia dapat disucikan melalui kebenaran, dan dilayakkan untuk kekekalan. Tetapi kalau dia menolak sinar itu dan hidup dalam pelanggaran hukum alam, dia harus menerima hukumannya.” (Testimonies for the Church, vol. 3, p. 162)

TIDAK MEMPEROLEH KESEMPURNAAN KRISTEN
“Semua yang mewarisi keadaan Ilahi akan lepas dari kebusukan nafsu di dunia ini. Tak mungkin bagi orang yang memanjakan selera untuk memperoleh kesempurnaan Kristen.” (Testimonies for the Church, vol. 2 p. 400)
“Adalah tidak bertarak dalam hal makan yang menyebabkan ketidakberdayaan sehingga kemuliaan Tuhan dirampas. Oleh karena kegagalan menyangkal diri, banyak di antara umat Allah tak dapat mencapai standar kerohanian yang tinggi yang telah ditetapkan bagi mereka meskipun mereka menyesal dan bertobat, seluruh kekekalan akan menyaksikan sesuatu yang hilang dari mereka oleh karena mementingkan diri.” (Letter 135, 1902)

MENOLAK REFORMASI KESEHATAN AKAN MENOLAK TERANG LAIN
”Makan dan minum secara tidak bertarak, pemanjaan nafsu kebinatangan, telah melumpuhkan perasaan sehingga perkara-perkara suci disamakan dengan perkara-perkara yang biasa.” (Spiritual Gift, vol. 4, p. 124)
”Mereka yang memanjakan selera dan nafsu serta menutup mata terhadap terang karena takut akan melihat pemanjaan penuh dosa yang mereka tidak mau tinggalkan, adalah bersalah di hadapan Allah. ”
”Siapa saja yang menolak terang itu walaupun hanya sekali, berarti sudah mengeraskan hati untuk menolak terang lain. Siapa saja yang melanggar aturan-aturan moral dalam hal makan dan berpakaian, menyediakan jalan untuk melanggar tuntutan Allah mengenai keinginan pada perkara yang kekal….” (Testimonies for the Church, vol. 3, p. 63)
”Sebagian orang mengejek pekerjaan reformasi ini dan mengatakan itu tidak perlu, bahwa itu adalah satu rangsangan untuk mengalihkan pikiran dari kebenaran masa kini. Mereka mengatakan bahwa hal itu terlalu dibesar-besarkan. Orang seperti itu tidak tahu apa yang mereka katakan….. Kalau kuasa moral dan intelek sudah dikelabui, mereka tidak dapat menghargai nilai pendamaian atau sifat pekerjaan Allah yang diagungkan itu, dan tidak senang pula mempelajari firman-Nya. Bagaimanakah seorang yang mengalami gangguan saraf siap memberi jawaban kepada setiap orang yang bertanya tentang dasar-dasar iman yang ada padanya, dengan sabar dan rasa takut? Berapa lamakah orang itu tidak bingung dan tersentak. Dengan imajinasinya yang sudah kabur, dapatkah ia dituntun untuk memandang segala perkara di bawah terang yang sama sekali salah? ” (Testimonies for the Church, vol. 1, p. 487)
”Mereka yang mendatangkan penyakit ke atas dirinya sendiri, dan merasa puas dengan itu, tentu memiliki tubuh dan pikiran yang tidak sehat. Mereka tidak dapat menimbang bukti-bukti kebenaran atau memahami tuntutan Allah. Juruselamat kita tidak akan mengulurkan tangan-Nya cukup rendah untuk mengangkat orang seperti itu dari keadaan yang merosot sementara mereka tetap berusaha menenggelamkan diri lebih dalam.” (Spiritual Gift, vol. 4, p. 149)
”Prasangka yang menghalangi kebenaran pekabaran malaikat ketiga dalam menjangkau hati manusia, harus dibuang jikalau lebih banyak perhatian diberikan kepada reformasi kesehatan. Bilamana umat manusia lebih banyak tertarik kepada pelajaran ini, jalan akan terbuka untuk memasuki kebenaran-kebenaran lainnya. Jikalau mereka percaya bahwa mereka cakap dalam hal kesehatan, mereka akan lebih bersedia mempercayai bahwa kita menerima Alkitab dengan akal sehat. ” (Christian Temperance and Bible Hygience, p. 121)
”Pekerjaan reformasi kesehatan adalah sarana Tuhan untuk mengurangi penderitaan di dunia ini dan untuk memurnikan sidang-Nya…. Pekerjaan ini telah disahkan oleh surga. Itu akan membuka pintu masuk kepada kebenaran-kebenaran indah lainnya. ” (Testimonies for the Church, vol. 9, pp. 112, 113)

TIDAK LAYAK SEBAGAI PEKERJA TUHAN
”Janganlah orang yang mengaku saleh menganggap sepele kesehatan tubuh, dan memuji diri mereka bahwa kurang pertarakan bukanlah dosa dan tidak mempengaruhi kerohanian. ” (Review and Herald, January 25, 1881)
”Mustahil bagi seseorang untuk mempersembahkan tubuhnya sebagai satu persembahan yang hidup yang kudus dan berkenan kepada Allah, sementara terus memanjakan kebiasaan yang merusak tubuh, mental dan kuasa moral. ” (Counsels on Health, p. 23)
”…. penggunaan makanan yang merusak kesehatan adalah mencemarkan tubuh. Yang merusak tubuh cenderung merusak juga jiwa. Itu tidak melayakkan dia berkomunikasi dengan Allah, tidak layak juga untuk pelayanan yang kudus dan agung. ” (Ministry of Healing, p. 280)

MENENTANG REFORMASI KESEHATAN = KEKACAUAN SIDANG
Tuhan telah memberikan satu pekabaran reformasi kesehatan kepada umat-Nya. Terang ini telah bersinar pada jalan mereka selama tiga puluh tahun. Tuhan tidak mempertahankan hamba-hamba-Nya dalam satu arus menentangnya. Dia merasa sedih ketika hamba-hamba-Nya menentang pekabaran dalam hal ini, yang telah diberikan kepada mereka untuk disampaikan kepada orang lain. Dapatkah Allah merasa senang apabila separuh dari para pekerja setempat mengajarkan prinsip reformasi kesehatan yang berhubungan erat dengan pekabaran malaikat ketiga sebagaimana lengan dengan tubuh, sedangkan yang separuh lagi mengajarkan prinsip yang sama sekali bertentangan? Ini dianggap sebagai satu dosa di pemandangan Allah…. (Counsels on Health, pp. 561, 562)
“Ada sebagian yang mengaku orang percaya dan menerima bagian tertentu dari Testimonies sebagai pekabaran Allah, tetapi menolak bagian-bagian yang mencela selera kesukaan mereka. Orang-orang seperti itu hidup bertentangan dengan kesejahteraan jemaat dan kesejahteraan mereka sendiri. Kita perlu berjalan di dalam terang sementara kita mendapat terang itu. Mereka yang mengaku percaya pada reformasi kesehatan, namun masih melawan prinsip-prinsipnya di dalam kehidupan sehari-hari, sedang menyakiti jiwanya sendiri dan juga meninggalkan kesan yang salah di dalam pikiran orang percaya dan yang tidak percaya.” (Testimonies for the Church, vol. 9, p. 155)
”Kita telah diberi tugas memajukan reformasi kesehatan. Tuhan menginginkan agar umat-Nya rukun satu dengan yang lain. Sebagaimana saudara harus ketahui, kita tidak akan meninggalkan posisi dimana Tuhan menyuruh kita berdiri sejak tiga puluh lima tahun yang lalu. Waspadalah bagaimana engkau menempatkan dirimu menentang pekerjaan reformasi kesehatan. Pekerjaan itu akan maju karena itulah sarana Allah untuk mengurangi penderitaan di dunia kita ini, dan menurnikan umat-Nya.”
”Berhati-hatilah dengan sikapmu, jangan sampai engkau kedapatan mendatangkan perpecahan. Saudaraku, sekalipun engkau gagal membawa berkat ke dalam kehidupanmu dan keluargamu, dengan mengikuti prinsip reformasi kesehatan, janganlah membahayakan orang lain dengan menolak terang yang diberikan Allah dalam hal ini.” (Letter 48, 1902)
”Tuhan telah memberikan satu pekabaran reformasi kesehatan kepada umat-Nya. Terang ini telah bersinar pada jalan mereka selama tiga puluh tahun. Tuhan tidak mempertahankan hamba-hamba-Nya dalam satu arus menentangnya. Dia merasa sedih ketika hamba-hamba-Nya menentang pekabaran dalam hal ini, yang telah diberikan kepada mereka untuk disampaikan kepada orang lain. Dapatkah Allah merasa senang apabila separuh dari para pekerja setempat mengajarkan prinsip reformasi kesehatan yang berhubungan erat dengan pekabaran malaikat ketiga sebagaimana lengan dengan tubuh, sedangkan yang separuh lagi mengajarkan prinsip yang sama sekali bertentangan? Ini dianggap sebagai satu dosa di pemandangan Allah….”
”Kekecewaan besar menimpa pekerja-pekerja Allah yang memiliki kapasitas mental dan memahami dasar-dasar iman, tetapi oleh pengajaran dan perbuatan menunjukkan sikap apatis terhadap peraturan moral.”
”Terang Allah mengenai reformasi kesehatan tak dapat dipermainkan mereka yang mencobanya. Tidak ada orang yang dapat mengharapkan kemajuan dalam pekerjaan Tuhan sementara mereka menolak terang Allah itu, baik oleh pengajaran atau perbuatan.” (Counsels on Health, pp. 561, 562)
”Penyalahgunaan perut untuk pemuasaan selera adalah sumber utama kesusahan yang menimpa jemaat. Mereka yang makan dan bekerja secara tidak bertarak tanpa pertimbangan, biasanya bicara dan bertindak tanpa pertimbangan pula. Orang yang tidak bertarak tidak dapat menjadi orang yang sabar.” (Testimonies for the Church, vol. 1, p. 618)
”Periksalah kebiasaan makanmu. Pelajarilah sebab akibatnya tetapi jangan menjadi saksi dusta tentang reformasi kesehatan dengan mengambil sikap yang menentang reformasi itu. Jangan mengabaikan atau menyalahgunakan tubuh sehingga kita tidak dapat melayani Allah sebagaimana dikehendaki-Nya. Saya mengetahui dengan pasti bahwa ada banyak pekerja kita yang terampil telah meninggal karena melalaikan soal makan…. Jauh lebih baik kita mempunyai pakaian dan perabot yang tidak mahal dari pada mengurangi bahan-bahan makanan yang perlu di meja makan.” (Counsels on Health, pp. 155, 156)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar