ALLAH TELITI TERHADAP SABAT-NYA ZAMAN
INI
“Tuhan tidak
kurang teliti-Nya di waktu ini terhadap Sabat-Nya daripada sewaktu Ia
memberikan petunjuk-petunjuk khusus di atas kepada bani Israel. Ia
memerintahkan mereka agar membakar apa yang hendak mereka bakar, dan merebus
apa yang hendak mereka rebus pada hari keenam, yaitu persiapan bagi istirahat
pada hari Sabat. Mereka yang lalai melakukan persiapan bagi hari Sabat pada
hari yang keenam, dan yang memasak makanan pada hari Sabat, mereka itu
melanggar perintah yang keempat, dan merupakan pelanggar-pelanggar hukum Allah.
Semua orang yang benar-benar rindu untuk menyucikan Sabat sesuai dengan
perintah itu, tidak akan mau memasak makanan apapun pada hari Sabat. Dalam
takut akan Allah yang telah mengaruniakan hukum-Nya dari Sinai, mereka akan
menolak, lalu makan makanan yang telah dipersiapkan pada hari yang keenam,
sekalipun ia itu kurang melezatkan. Allah melarang bani Israel membakar dan
merebus pada hari Sabat. Larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang penganut
Sabat sebagai sesuatu anjuran yang sungguh-sungguh dari Jehovah mereka. Tuhan
akan mengawasi umat-Nya agar tidak memanjakan selera makannya yang tak
terkendali pada hari Sabat, yaitu hari yang telah disendirikan-Nya bagi
meditasi dan perbaktian yang suci.” (Spiritual
Gifts, vol. 3, pp. 253, 254)
“Kita harus
berhati-hati menjaga saat (memulai dan mengakhiri) hari Sabat. Ingatlah bahwa
setiap saat sudah ditahbiskan, waktu yang suci.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p. 356)
HARI PERSIAPAN
“Hari yang
mendahului Sabat itu harus dibuat menjadi hari persiapan, agar supaya
segala-galanya dapat siap bagi memasuki jam-jamnya yang suci. Jangan sekali
urusan pekerjaan kita sendiri dibiarkan datang mengganggu waktu Sabat yang
suci.” (Patriarchs and Prophets, p. 296)
“Sebelum
matahari masuk hendaklah para anggota keluarga berkumpul untuk membaca firman
Allah, menyanyi, dan berdoa. Di sini diperlukan adanya reformasi, karena banyak
yang sudah lalai. Kita perlu mengaku kepada Allah dan saling mengaku satu
kepada yang lainnya. Kita harus memulai kembali untuk membuat
pengaturan-pengaturan khusus, agar setiap anggota keluarga dapat dipersiapkan
untuk memuliakan hari itu yang telah diberkati dan disucikan Allah. (Testimonies for the Church, vol. 6, pp.
356-357)
“Jangan
seorangpun membiarkan dirinya sepanjang minggu memikirkan
kepentingan-kepentingan hidup ini dan menghabiskan tenaganya sedemikian rupa
oleh berbagai usahanya mengejar keuntungan duniawi, sehingga pada hari Sabat
mereka sudah tidak lagi bertenaga untuk berbakti kepada Allah. Kita sedang
merampok Tuhan apabila kita membuat diri kita lalai menyembah Dia pada hari
suci-Nya. Bahkan kita pun sedang merampok diri sendiri, karena kita juga
membutuhkan persekutuan yang hangat dan bercahaya, sebagaimana juga kekuatan
untuk diperoleh dari kepintaran dan pengalaman orang-orang Kristen lainnya.” (Child Guidance, p. 530)
“Apabila
mungkin, para pengusaha supaya memberikan kepada para karyawannya beberapa jam
dari Jumat tengah hari sampai kepada permulaan Sabat di sore hari. Berikanlah
kepada mereka waktu untuk melaksanakan persiapan, agar dapat mereka menyambut
kedatangan hari Tuhan itu dengan pikiran yang tenang. Dengan cara ini engkau
tidak akan menderita rugi walaupun dalam hal-hal yang biasa.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p.
356)
“Jangan
seorangpun membiarkan dirinya sepanjang minggu memikirkan
kepentingan-kepentingan hidup ini dan menghabiskan tenaganya sedemikian rupa
oleh berbagai usahanya mengejar keuntungan duniawi, sehingga pada hari Sabat
mereka sudah tidak lagi bertenaga untuk berbakti kepada Allah. Kita sedang
merampok Tuhan apabila kita membuat diri kita lalai menyembah Dia pada hari
suci-Nya. Bahkan kita pun sedang merampok diri sendiri, karena kita juga
membutuhkan persekutuan yang hangat dan bercahaya, sebagaimana juga kekuatan
untuk diperoleh dari kepintaran dan pengalaman orang-orang Kristen lainnya.” (Child Guidance, p. 530)
“Sebelum masuk
matahari hendaklah semua pekerjaan yang bersifat dunia ditinggalkan dan semua
bacaan dunia disingkirkan. Para orangtua, jelaskanlah pekerjaanmu dan semua
maksudnya kepada anak-anakmu, hendaklah mereka itu ikut serta mempersiapkan
diri untuk memperingati Sabat sesuai dengan perintah itu.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p. 356)
LARANGAN-LARANGAN
MEMASAK
Ia memerintahkan
mereka agar membakar apa yang hendak mereka bakar, dan merebus apa yang hendak
mereka rebus pada hari keenam, yaitu persiapan bagi istirahat pada hari Sabat.
Mereka yang lalai melakukan persiapan bagi hari Sabat pada hari yang keenam,
dan yang memasak makanan pada hari Sabat, mereka itu melanggar perintah yang
keempat, dan merupakan pelanggar-pelanggar hukum Allah. Semua orang yang
benar-benar rindu untuk menyucikan Sabat sesuai dengan perintah itu, tidak akan
mau memasak makanan apapun pada hari Sabat. Dalam takut akan Allah yang telah
mengaruniakan hukum-Nya dari Sinai, mereka akan menolak, lalu makan makanan
yang telah dipersiapkan pada hari yang keenam, sekalipun ia itu kurang
melezatkan. Allah melarang bani Israel membakar dan merebus pada hari Sabat.
Larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang penganut Sabat sebagai sesuatu
anjuran yang sungguh-sungguh dari Jehovah mereka. Tuhan akan mengawasi umat-Nya
agar tidak memanjakan selera makannya yang tak terkendali pada hari Sabat, yaitu
hari yang telah disendirikan-Nya bagi meditasi dan perbaktian yang suci.” (Spiritual Gifts, vol. 3, pp. 253, 254)
“Mereka yang
lalai membuat persiapan pada enam hari bekerja, untuk menyambut hari Sabat dan
memasak makanan pada hari Sabat, adalah melanggar hukum hari Sabat.” (Spirit of Prophecy, vol. 1, p. 225)
MEREPARASI
PAKAIAN
“Sabat itu bukan
diberikan untuk mereparasi pakaian, atau untuk memasak makanan, atau untuk
mencari keplesiran, ataupun untuk sesuatu pekerjaan duniawi lainnya.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p.
355)
“Pada hari Jumat
pakaian-pakaian anak-anak supaya diperhatikan. Sepanjang minggu hendaklah
pakaian-pakaian itu sudah disimpan sendiri oleh anak-anak itu di bawah petunjuk
ibunya, agar supaya mereka dapat mengenakannya dengan tenang, tanpa timbul
kekacauan atau mencari ke sana ke mari dengan tergesa-gesa dengan mengeluarkan
kata-kata yang terburu-buru.” (Child
Guidance, p. 528)
PERSELISIHAN
“Ada sesuatu
tugas lain yang harus mendapatkan perhatian pada hari persiapan. Pada hari ini
semua perselisihan di antara saudara-bersaudara, apakah itu di dalam lingkungan
keluarga, atau di dalam sidang, harus sudah disingkirkan. Hendaklah semua
persiapan pahit getir dan marah serta kebencian dibuang keluar dari jiwa. Dalam
roh yang merendah ‘akuilah kesalahanmu seorang kepada seorang, dan berdoalah
satu kepada yang lainnya, agar supaya kamu dapat disembuhkan.’ Yakobus 5:16.”
“Sebelum Sabat
dimulai, maka baik pikiran maupun tubuh hendaknya ditarik dari semua kesibukan
duniawi. Allah telah menetapkan Sabat-Nya pada akhir dari keenam hari kerja
itu, supaya manusia dapat berhenti dan mempertimbangkan apa yang telah mereka
capai sepanjang minggu dalam persiapannya memasuki kerajaan yang bersih yang
tidak akan dimasuki satupun pelanggar hukum di dalamnya. Kita hendaknya setiap
Sabat mengadakan perhitungan dengan jiwa kita untuk melihat apakah minggu yang
telah berakhir itu berhasil memberikan keuntungan atau kerugian rohani.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p.
356)
BERBICARA DUNIAWI
“Tindakan dan
perkataan kita harus dijaga pada hari Sabat.” (Child Guidance, p. 529)
“Apabila Sabat
dmulai, maka kita hendaknya menempatkan pengawal mengawasi diri kita, mengawasi
perbuatan-perbuatan dan perkataan kita, agar tidak kita merampok Allah oleh
memanfaatkan waktu-Nya yang tegas-tegas merupakan milik-Nya itu, bagi
kepentingan kita sendiri. Janganlah membiarkan diri kita ataupun anak-anak kita
melakukan pekerjaan apapun bagi keperluan hidup ini ataupun sesuatu yang
seharusnya sudah dapat dilakukan pada enam hari kerja itu. Jumat ialah hari
persiapan. Waktunya dapat digunakan untuk melakukan persiapan-persiapan yang
perlu bagi Sabat serta untuk memikirkan dan membicarakannya…. Allah menghendaki
dari kita bukan saja berhenti daripada pekerjaan secara fisik pada hari Sabat,
melainkan agar pikiranpun dapat diatur pada hal-hal yang suci. Perintah yang
keempat itu pada hakekatnya juga dilanggar oleh membicarakan perkara-perkara
duniawi atau oleh ikut membicarakan hal-hal yang tidak penting. Membicarakan sesuatu
atau apa saja yang mungkin masuk dalam ingatan adalah sama dengan membicarakan
kata-kata dari kita sendiri. Setiap penyimpangan daripada yang benar akan
memasukkan kita ke dalam tawanan dan hukuman.” Child Guidance, pp. 529-530)
“Allah
menghendaki dari kita bukan saja berhenti daripada pekerjaan secara fisik,
melainkan supaya pikiranpun dapat diatur kepada hal-hal yang suci saja pada
hari Sabat.” (Child Guidance, p. 529)
“Hukum yang
keempat sudah dilanggar oleh membicarakan hal-hal yang bersifat duniawi dan
yang lucu-lucu serta yang sia-sia.” (Manuscript
Release, vol. 5, p. 301)
TIDURAN
“Jam-jam yang
berharga dari Sabat itu supaya tidak dihabiskan di tempat tidur. Pada hari
Sabat pagi keluarga supaya dipersiapkan semenjak dari pagi-pagi sekali. Jika
mereka terlambat bangun, akan terjadi kekacauan dan kerepotan dalam
mempersiapkan makan pagi dan Sekolah Sabat. Akan terjadi kesibukan yang
terburu-buru, terdesak ini dan itu, dan ketidak-sabaran. Dengan demikian
berbagai perasaan yang tidak suci memasuki rumah tangga. Demikianlah Sabat lalu
dicemarkan, menjadi sesuatu yang membosankan, sehingga kedatangannya menjadi
disegani gantinya dicintai.” (Testimonies
for the Church, vol. 6, p. 357)
“Jangan
seorangpun merasa bebas untuk menggunakan waktu yang suci dalam cara yang sama
sekali tidak bermanfaat. Adalah tidak berkenan bagi Allah apabila para
pemelihara Sabat lebih banyak tidur pada hari Sabat. Dengan berbuat demikian
mereka menghina Khalik Penciptanya, dan melalui teladannya itu, akan berarti
enam hari kerjanya terlalu mahal bagi mereka untuk beristirahat.” (Testimonies for the Church, vol. 2, p.
704)
TERLAMBAT KE
GEREJA
“Ada suatu
kelalaian yang menyedihkan dengan banyak orang karena mereka selalu terlambat
pada hari Sabat pagi. Mereka sangat ketat dengan waktunya sendiri, mereka tidak
mau kehilangan satu jampun dari waktunya; tetapi dengan waktu milik Tuhan,
satu-satunya hari dari antara tujuh hari yang telah dinyatakan Tuhan sebagai
milik-Nya, dan yang telah diperintahkan-Nya kepada kita untuk diserahkan
kepada-Nya, sebagiannya itu telah dihabiskan karena tidur sampai kesiangan di
pagi hari. Dalam hal ini mereka sedang merampok Allah. Hal ini menyebabkan
mereka terbelakang dalam segala perkara; membuat kekacauan di dalam keluarga;
dan akhirnya membawa halangan bagi seluruh keluarga di Sekolah Sabat, dan
barangkali pula di pertemuan khotbah. Mengapakah kita kini tidak dapat bangun
pagi bersama dengan burung-burung, lalu menyampaikan puji dan syukur kepada
Allah? Cobailah akan hal itu, saudara dan saudari. Lakukanlah semua persiapanmu
pada hari sebelumnya, lalu datanglah segera ke Sekolah Sabat dan pertemuan
khotbah, maka dengan begitu engkau tidak hanya menguntungkan orang lain,
melainkan engkau akan juga menuai berkat-berkat yang kaya bagi dirimu sendiri.”
(Youth’s Instructor, March 19, 1879)
TERLALU BANYAK
MAKAN
“Janganlah
mempersiapkan bagi hari Sabat jumlah makanan yang melimpah atau dengan variasi
makanan yang lebih banyak daripada untuk hari-hari lainnya. Sebagai gantinya,
makanan itu harus lebih sederhana, dan harus lebih sedikit yang dimakan, supaya
pikiran bisa cerah dan kuat untuk memahami perkara-perkara rohani. Terlalu
banyak makan akan menggelapkan otak. Kata-kata firman yang termahal sekalipun
dapat didengar tetapi tidak disukai, sebab pikiran telah dikacaukan oleh
sesuatu makanan yang tidak teratur. Oleh kelebihan makan pada hari Sabat, maka
banyak orang telah lebih banyak mempermalukan Allah daripada yang disangkanya.
“Karena memasak
pada hari Sabat harus dihindari, maka tidaklah perlu bagi kita untuk memakan
makanan dingin. Dalam udara yang dingin, makanan yang sudah dipersiapkan sehari
sebelumnya itu dapat dipanaskan. Dan hendaklah makanan-makanan itu, sekalipun
sederhana, cukup enak dan menarik. Sediakanlah sesuatu yang akan dianggap
sebagai sajian, yaitu sesuatu yang tidak setiap hari dijumpai di dalam
keluarga.” (Testimonies for the Church,
vol. 6, p. 357)
PAKAIAN KHUSUS
“Banyak orang
memerlukan petunjuk mengenai bagaimana mereka seharusnya muncul di dalam
kumpulan orang-orang yang berbakti pada hari Sabat. Janganlah mereka itu masuk
ke tempat kehadiran Allah dalam pakaian biasa yang telah dipakai sepanjang
minggu. Semua orang harus memiliki sebuah setelan baju yang khusus untuk hari
Sabat untuk dikenakan pada waktu menghadiri acara gereja di dalam rumah Allah.
Sekalipun kita tidak boleh menyesuaikan diri dengan mode-mode dunia, janganlah
kita bersikap acuh terhadap keadaan kita yang tampak dari luar. Kita harus
berpakaian rapi dan bersih, sekalipun tanpa mengenakan perhiasan. Anak-anak
Allah harus bersih, baik di dalam maupun di luar.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p. 355)
PERSEMBAHAN
& PERPULUHAN
“Petunjuk-petunjuk
yang telah diberikan oleh Roh Suci melalui rasul Paulus, berkenan dengan
pemberian-pemberian sukarela, menyajikan suatu prinsip yang juga berlaku bagi
pembayaran perpuluhan, yaitu : ‘Pada hari pertama dari minggu hendaklah
masing-masing kamu menyerahkan ke perbendaharaan sesuai dengan yang telah
diberkati Allah akan dia.”
“Dan saat yang
lebih pantas mana lagi yang dapat dipilih bagi penyerahan perpuluhan dan
penyampaian persembahan-persembahan tatangan kita kepada Allah? Pada hari Sabat
kita dapat berpikir akan kebaikan-Nya. Kita telah memandang akan perbuatan-Nya
menciptakan bumi sebagai suatu kenyataan kuasanya dalam melakukan penebusan.
Hati kita penuh dengan syukur bagi kasih sayang-Nya yang besar. Hati kita penuh
dengan syukur bagi kasih sayang-Nya yang besar. Dan kini, sebelum tugas bagi
sesuatu minggu dimulai, kita supaya mengembalikan kepada-Nya milik-Nya sendiri,
berikut suatu persembahan tatangan untuk membuktikan terima kasih kita.
Perbuatan kita yang sedemikian ini akan merupakan sebuah khotbah mingguan, yang
menyatakan bahwa Allah adalah Pemilik dari semua harta milik kita, dan bahwa Ia
telah membuat kita menjadi penatalayanan-penatalayanan untuk memanfaatkan harga
milik itu bagi kemulian-Nya.” (Counsels
on Stewardship, p. 80)
“Dalam permulaan
tahun 1859 kebutuhan bagi sesuatu rencana yang lebih pantas telah dirasakan,
lalu telah dilakukan penyelidikan yang lebih serius ke arah itu. Telah muncul
dari penyelidikan ini rencana yang dikenal dengan Pemberian Sukarela yang teratur. Sesuai dengan I Korintus 16: 2
yang memberikan secara teratur pada
hari pertama dari minggu telah disarankan, dan juga sebagaimana yang
dianjurkan oleh 2 Korintus 8:12-14, yaitu suatu penyebaran tanggung-jawab
keuangan yang merata.” (Appendix,
Testimonies, vol. 1, p. 714)
PERJALANAN JAUH
“Jika kita ingin
memperoleh berkat yang telah dijanjikan kepada mereka yang patuh, maka kita harus
mematuhi Sabat itu lebih ketat lagi. Saya takut jika kita sering membuat
perjalanan pada hari Sabat apabila ia itu dapat dihindari. Sesuai terang yang
sudah diberikan Tuhan berkenan dengan penyucian Sabat, kita harus lebih
berhati-hati dalam membuat perjalanan di atas kapal atau dengan kendaraan mobil
pada hari ini. Dalam hal ini kita harus memberikan teladan yang benar ke
hadapan anak-anak kita dan orang-orang muda. Untuk mencapai gereja-gereja yang
membutuhkan bantuan kita, serta untuk menyampaikan kepada mereka pekabaran yang
dikehendaki Allah untuk didengar mereka, maka mungkin perlu bagi kita untuk
membuat perjalanan pada hari Sabat. Namun sedapat mungkin tiket-tiket dan
berbagai persiapan yang perlu supaya diselesaikan pada hari-hari sebelumnya. Sewaktu
hendak berangkat kita harus merencanakan sedemikian rupa agar kita mencapai
tujuan pada hari Sabat.”
“Apabila
terpaksa untuk membuat perjalanan pada hari Sabat, maka kita harus beusaha
menghindai diri dari pergaulan dengan orang-orang yang mungkin akan menarik
perhatian kita kepada perkara-perkara dunia. Kita harus mempertahankan pikiran
kita tetap pada Allah dan terus berhubungan dengan Dia. Bilamana ada kesempatan
kita pun harus berbicara kepada orang lain perihal kebenaran. Kita harus
senantiasa siap membantu orang-orang yang menderita, dan membantu mereka yang
membutuhkan pertolongan. Dalam hal-hal yang sedemikian Allah menghendaki agar
pengetahuan dan akal budi yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita supaya
dimanfaatkan. Tetapi janganlah kita membicarakan masalah-masalah usaha atau
terlibat dalam percakapan duniawi biasa apapun juga. Pada segala waktu dan
dimanapun saja Allah menghendaki kita supaya membuktikan loyalitas kita
kepada-Nya oleh menghormati Sabat.” (Testimonies Treasures, vol. 2, pp.
181-183)
MENYALAKAN API
“Selama
perjalanan di padang belantara menyalakan api pada hari yang ketujuh telah
sangat dilarang. Larangan itu ternyata tidak dilanjutkan sampai ke tanah
Kanaan, di sana udara dingin yang sangat berat senantiasa membuat api sangat
dibutuhkan; tetapi di padang belantara api tidak diperlukan bagi pemanasan.” (Patriarchs and Prophets, p. 409)
PRAKTEK DOKTER
“Seringkali para
dokter dipanggil pada hari Sabat untuk melayani si sakit, sehingga tidak
mungkin bagi mereka untuk mengambil waktu bagi istirahat dan penyerahan diri
kepada Tuhan. Juruselamat telah menunjukkan kepada kita oleh teladan-Nya, bahwa
adalah sah-sah saja meringankan penderitaan orang pada hari ini. Namun para
dokter dan para jururawat agar jangan melakukan pekerjaan apapun yang tidak
sangat mendesak. Pelayanan biasa dan operasi-operasi yang dapat ditunda, harus
ditunda sampai ke hari berikutnya. Para penderita hendaknya memahami bahwa
dokter-dokter itu harus memperoleh satu hari bagi istirahat. Tuhan berfirman :
‘Sesungguhnya semua Sabat-Ku harus kamu peringati, karena ia itu merupakan
tanda di antara Aku dengan kamu sepanjang generasi-generasimu.’ Keluaran
31:13.”
“Janganlah
seorangpun, karena sebab ia dokter, lalu merasa bebas untuk melalaikan firman
Tuhan ini. Ia harus merencanakan tugasnya sedemikian rupa agar dapat memenuhi
tuntutan-tuntutan Allah. Ia tidak boleh membuat perjalanan pada hari Sabat,
terkecuali apabila terdapat penderitaan yang sangat mendesak untuk ditolong.” (Medical Ministry, pp. 214, 215)
“Mungkin saja
perlu untuk menggunakan juga jam-jam dari Sabat yang suci bagi meringankan
orang-orang yang menderita. Namun hasil (fee)
yang diperoleh bagi pekerjaan yang sedemikian ini harus diserahkan kepada
perbendaharaan Tuhan, untuk digunakan membantu orang-orang yang benar-benar
miskin, yang membutuhkan keahlian medis tetapi tidak mampu membiayainya.” (Medical Ministry, p. 216)
“Perbuatan-perbuatan
yang sangat mendesak dan perbuatan-perbuatan peri kemanusiaan adalah diijinkan
pada hari Sabat, orang sakit dan orang-orang yang menderita pada segala masa
harus dijaga. Tetapi pekerjaan yang tidak mendesak harus benar-benar
dihindari.” (Patriarchs and Prophets, p.
307)
CUCI PIRING
“Kami akan
mendesak kepada semua agar jangan mencuci piring mereka pada hari Sabat, kalau
saja ini dapat dihindari. Allah akan dipermalukan oleh setiap perbuatan yang
tidak perlu dilakukan pada hari suci-Nya. Bukan saja tidak konsisten, melainkan
justru sepatutnya, agar piring-piring itu supaya dibiarkan sampai selesai Sabat
baharu dicuci, sekiranya ini dapat diatur.” (Selected Messages, book 3, p. 258)
TRANSAKSI
“Bila umat Tuhan
membicarakan transaksi dagang berlangsung pada hari Sabat untuk memperoleh
keuntungan, maka ia berdosa, sama seperti orang yang tidak seiman tadi, ia
tidak boleh mengizinkan dari uangnya untuk membayar orang bekerja pada hari
Sabat.” (Signs of the Times, May 20,
1886)
CUKUR KUMIS
& SEMIR SEPATU
“Banyak orang
menjadi teledor sehingga mereka menyemir sepatu, mencukur kumis, sesudah masuk
hari Sabat. Hal ini tidak patut adanya. Biarlah sepatu tetap kasar dan kumis
tetap tidak dicukur, hingga hari Sabat berlalu.” (Signs of the Times, May 25, 1882)
MAIN BOLA &
BERENANG
“Mencari
kesenangan, main bola, berenang tidak perlu pada hari Sabat. Tetapi itu
merupakan dosa yang melalaikan kesucian hari Sabat.” (Selected Messages, book 3, p. 528)
ANAK-ANAK
BERMAIN
“Rumah Allah
dinajiskan dan hari Sabat dilanggar oleh anak-anak pemelihara Sabat. Mereka
berlari-lari di rumah Tuhan bermain dan berbicara menunjukkan satu tabiat yang
jahat.” (Selected Messages, book 3, p.
257)
ANAK-ANAK
SEKOLAH
“Jika orang tua
mengizinkan anaknya mendapat pendidikan dengan dunia dan menjadikan Sabat suatu
hari yang biasa saja, maka meterai Allah tidak dapat mereka peroleh. Mereka
akan dibinasakan dengan dunia, dan bukankah orang tua bertanggung jawab atas
darah mereka?” (Nasihat Bagi Sidang,
jilid 1, hal. 60)
ANAK-ANAK MASUK
GEREJA
“Para bapa dan
ibu harus membuatkan sesuatu peraturan agar anak-anak mereka menghadiri
perbaktian umum pada hari Sabat, dan mereka harus memaksakan peraturan ini
melalui teladannya sendiri. Adalah kewajiban kita untuk memerintahkan anak-anak
kita serta seluruh rumah tangga kita untuk mengikuti kita, sebagaimana yang
diperbuat Abraham dahulu. Oleh teladan dan juga peraturan kita hendaknya
menanamkan pada mereka pentingnya ajaran agama.” (Child Guidance, p. 530)
PENUTUPAN HARI SABAT
“Sementara
matahari masuk, hendaklah suara doa dan nyanyian pujian mengumandang menandai
berakhirnya jam-jam yang suci itu sambil mengundang kehadiran Allah menyertai
kita pada sepanjang satu minggu kerja yang akan dimasuki.”
“Demikianlah
para orangtua dapat membuat hari Sabat itu sebagaimana yang sepatutnya, yaitu
hari yang paling menggembirakan di dalam minggu. Mereka dapat memimpin
anak-anaknya menghargainya sebagai sesuatu hari yang paling menyenangkan dari
hari-hari lainnya, yaitu hari suci milik Tuhan yang dimuliakan.”
“Saya
menasehatkan kamu, saudara-saudariku : ‘Ingatlah akan hari Sabat supaya
menyucikannya.’ Jika engkau ingin anak-anakmu mematuhi Sabat sesuai dengan
perintahnya, maka engkau harus mengajarkan kepada mereka baik melalui ketentuan
peraturannya maupun oleh teladanmu sendiri. Pengukiran kebenaran yang mendalam
di dalam hati tidak akan pernah terhapuskan sama sekali. Ia itu dapat saja
menjadi gelap, tetapi tidak akan pernah dapat dihapuskan. Kesan-kesan yang
dibuat di dalam hidup sejak dini akan tampak dalam tahun-tahun kemudian.
Berbagai keadaan dapat saja timbul memisahkan anak-anak daripada para orangtua
mereka dan rumah mereka, namun selama mereka masih hidup, petunjuk yang pernah
diberikan di masa kanak-kanak dan di masa mudanya akan menjadi suatu berkat.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p.
359)