Perayaan Ulang Tahun


"Di bawah pemerintahan bangsa Yahudi pada hari kelahiran anak-anak suatu persembahan diberikan kepada Allah, sebagaimana yang telah ditentukan-Nya sendiri. Sekarang kita melihat orang tua berusaha sedapat-dapatnya memberikan persenan sebagai hadiah kepada anak-anak mereka pada hari ulang tahun anak-anak itu; mereka menjadikan hal ini suatu kesempatan untuk menghormati anak itu seolah-olah kehormatan harus diberikan kepada manusia. Setan mempunyai caranya sendiri dalam hal ini; ia telah mengalihkan pikiran dan pemberian kepada manusia; dengan demikian pikiran anak-anak dialihkan kepada diri mereka sendiri, seakan-akan mereka dijadikan perhatian khusus."

"Pada kesempatan hari ulang tahun anak-anak harus diajar bahwa mereka mempunyai alasan untuk bersyukur kepada Allah karena kemurahan-Nya dalam memelihara kehidupan mereka selama setahun lagi. Dengan demikian pelajaran yang berharga dapat diberikan. Untuk kehidupan, kesehatan, makanan, dan pakaian, tidak kurang daripada untuk pengharapan hidup kekal, kita berutang budi kepada Pemberi segala kemurahan; dan wajiblah kita mengakui Allah karena pemberian-Nya dan memberikan persembahan pengucapan syukur kita kepada si pemberi kebajikan terbesar itu. Persembahan hari ulang tahun ini diakui dari surga."

"Ajarlah mereka mengenang kembali tahun yang baru silam dalam kehidupan mereka, mempertimbangkan apakah mereka akan senang menghadapi catatan sebagaimana yang tertera di dalam buku-buku surga. Ajaklah mereka berpikir dengan serius untuk mengetahui apakah perilaku mereka,  perkataan mereka, perbuatan mereka, berkenan kepada Allah. Sudahkah mereka menjadikan kehidupan mereka lebih menyerupai Yesus, indah dan manis pada pandangan Allah? Ajarkanlah pengetahuan akan Tuhan, jalan-jalan-Nya, ajaran-Nya kepada mereka."

"Saya telah mengatakan kepada keluarga saya dan handai tolan saya bahwa saya menghendaki agar tidak seorang pun memberikan pemberian hari ulang tahun dan pemberian Hari Natal kepada saya, kecuali dengan seijin saya mereka menyampaikannya ke dalam perbendaharaan Tuhan, untuk digunakan dalam meneguhkan pekerjaan Tuhan." (Adventist Home, p. 474-476)

Menikah Dengan Yang Tidak Seiman


“Dari sudut pandangan manusia, perkawinan ini, sekalipun bertentangan dengan ajaran-ajaran hukum Allah, nampaknya mendatangkan berkat; oleh karena permaisuri Salomo yang kafir ini bertobat dan bersatu dengan dia dalam berbakti kepada Allah yang benar. Apalagi Firaun menunjukkan setia kawannya kepada Israel oleh merebut Gezer, membunuh ‘orang-orang Kanaan yang diam di kota itu,’ lalu memberikan kota itu ‘sebagai hadiah kawin kepada anaknya, istri Salomo.’ 1 Raja-Raja 9 : 16. Salomo membangun kembali kota itu dan dengan demikian menambah kebesaran kekuatan kerajaannya sepanjang pantai Laut Tengah. Tetapi dalam menjalin suatu persekutuan dengan bangsa kafir, dan memeteraikan perjanjian itu oleh perkawinan dengan seorang putri penyembah berhala, Salomo dengan gegabah tidak menghargai jaminan kebijaksanaan yang Allah telah buat untuk mencapai kesucian umat-Nya. Harapan bahwa istrinya orang Mesir itu mungkin bisa bertobat hanyalah suatu dalih yang lemah terhadap dosa.”
“Salomo memuji dirinya sendiri bahwa hikmat dan kuasa teladannya akan memimpin istri-istrinya dari penyembahan berhala ke penyembahan akan Allah yang benar, dan bahwa ikatan-ikatan juga akan menarik bangsa-bangsa luar untuk berhubungan erat dengan Israel. Pengharapan yang sia-sia! Kesalahan Salomo yang fatal ialah menganggap dirinya cukup kuat untuk menolak sendiri pengaruh orang kafir yang menjadi sekutu-sekutunya. Dan lebih fatal lagi, ialah penipuan yang memimpin ia berharap meskipun bagian yang dikerjakannya tidak menghormati Allah, tetapi ada orang lain yang nanti memuja-muja dan menurut perintah-perintah yang kudus itu.” (Prophets and Kings, p. 53) [Alfa dan Omega, Jilid 3, hal. 41-43]
“Umat Allah sekali-kali jangan mencoba berpijak di tempat yang terlarang. Perkawinan antara orang percaya dan orang yang tidak percaya dilarang oleh Allah. Tetapi terlalu sering hati yang belum bertobat mengikuti kerinduannya sendiri, dan terjadilah perkawinan yang tidak diperkenankan Allah. Itulah sebabnya banyak pria dan wanita hidup tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dunia ini. Cita-cita mereka yang mulia sudah mati! Oleh rantai keadaan mereka tertangkap dalam jaring Setan.” (Adventist Home, p. 62) [Nasihat Bagi Sidang, hal. 251]




Hiburan / Entertainment

MUSIK
“Setan tidak mendapatkan penolakan terhadap musik jika dia dapat membuat suatu hubungan melalui mana dia dapat menguasai pikiran.” (Testimonies for the Church, vol. 1, p. 506)
“Mereka memiliki telinga yang peka untuk musik, dan Setan mengetahui alat tubuh mana untuk dirangsang, digerakan, dipikat dan mempesona pikiran.” (Testimonies for the Church, vol. 1, p. 497)
“Sebagaimana masa yang lalu begitu juga masa yang akan datang. Setan akan membuat musik menjadi satu jerat dengan cara yang salah dalam penggunaannya.” (Selected Messages, book 2, pp. 37, 38)
“Saya melihat cara-cara yang bodoh dan perkataan yang tidak pada tempatnya disebutkan; dan melihat bagaimana Roh Kudus berdukacita dan nama Tuhan dihina.” (EGW dan Musik, hal. 37)
“Peristiwa-peristiwa yang saudara jelaskan seperti yang terjadi di Indiana, Tuhan tunjukkan kepada saya akan terjadi lagi menjelang penutupan pintu kasihan. Gerakan-gerakan yang aneh dilakukan, dan teriakan-teriakan dengan bunyi tambur mengiringi, musik dan tarian, sehingga suasana pikiran mereka menjadi kacau dan ini, mereka sebut gerakan-gerakan Roh Kudus.” (Selected Messages, book 2, p. 37, 38)
“Tanggung jawab yang agung dan mulai terletak di pundak orang-orang muda. Uang tidak menjadi soal bagi mereka. Mendatangkan musik dan lagu ke dalam rumah mereka yang tidak mendorong kepada kesucian dan kerohanian yang kuat, semuanya itu mempunyai arti yang mengalihkan pikiran mereka dari kebenaran, musik yang digunakan salah…. adalah kutuk yang amat dahsyat.” (Testimonies for the Church, vol. 1, p. 497)
“Sementara anak-anak Israel berjalan melintasi padang belantara sambil menghibur diri dengan lagu nyanyian kudus, demikian juga Allah menyuruh anak-anak-Nya sekarang ini supaya menggembirakan hidup pengembaraan mereka. Hanya ada sedikit cara yang lebih efektif untuk menanamkan firman-Nya dalam ingatan dibanding dengan mengulang-ulanginya dalam nyanyian. Dan nyanyian demikian mempunyai kuasa yang luar biasa. Itu berkuasa mengurangi kekasaran dan sifat-sifat tidak beradab, kuasa untuk mencerdaskan pikiran dan membangkitkan rasa simpati, mendorong keselarasan bertindak, serta menghapuskan kegelapan maupun prasangka yang merusak semangat dan melemahkan usaha.” (Education, pp. 167, 168)
“Biarlah lagu itu dinyanyikan dengan jelas kata-katanya….. dinyanyikan dari hati dan roh serta dengan pengertian.” (Evangelism, p. 509)
“Biarlah lagu itu dinyanyikan dengan kata-kata yang jelas supaya dapat dimengerti orang yang mendengarnya dan hatinya pun terjamah. Tetapi sering terjadi bahwa orang yang melakukannya sendiri pun tidak mengerti apa yang mereka lagukan, apalagi orang yang mendengarnya. Kiranya dalam hal ini kita mau mengadakan pembaharuan. Bilamana umat Tuhan tiba pada masa penganiayaan, mereka akan saling menasihati dan menyanyikan lagu-lagu yang menguatkan iman serta pengharapan masuk surga.” (Education, p. 166)
“Malaikat sedang terbang di sekitar tempat tinggal di sana. Orang-orang muda berkumpul, ada suara musik vokal dan instrumen. Orang-orang Kristen berkumpul di sana, tetapi apa yang Anda dengar? Itu adalah suatu lagu, lagu yang sembrono, cocok untuk ruang dansa. Lihatlah, para malaikat mengumpulkan cahaya murni mereka lebih dekat di sekitar mereka, dan kegelapan menyelimuti tempat tinggal itu. Para malaikat berpindah dari pemandangan itu. Kesedihan ada pada wajah mereka. Lihatlah, mereka menangis. Ini saya lihat berulang-ulang di sepanjang jajaran pemelihara Sabat, dan terutama _______. Musik menempati jam-jam yang seharusnya dikhususkan untuk doa. Musik adalah berhala yang banyak dianut oleh ibadah orang-orang Kristen pemelihara Sabat.” (Messages to Young People, p. 296)

BIOSKOP/TELEVISI
“Di antara sumber-sumber keplesiran yang paling berbahaya adalah bioskop. Bukannya menjadi sekolah akhlak dan tabiat, sebagaimana sering dianggap, bioskop adalah persemaian kebejatan moral. Kebiasaan-kebiasaan jahat dan kecenderungan-kecenderungan keji diperkuat dan diperteguh oleh hiburan-hiburan seperti ini. Nyanyian-nyanyian, tingkah laku cabul, ekspesi dan sikap-sikap yang murahan, merendahkan daya khayal serta menurunkan akhlak.”
“Setiap orang muda yang terbiasa menonton pertunjukan demikian akan rusak prinsipnya. Tidak ada pengaruh di negeri kita ini yang lebih berkuasa untuk meracuni daya khayal, merusak pengaruh-pengaruh rohani, dan menumpulkan kesukaan terhadap hidup yang wajar, selain daripada hiburan-hiburan pertunjukan. Kegandrungan akan hal ini meningkatkan setiap pemanjaan, seperti keinginan terhadap minuman keras untuk makin kuat penggunaannya.” (Testimonies for the Church, vol. 4, pp. 652, 653)
“Tidak bakal ada permohonan akan berkat Allah selama jam yang digunakan di bioskop atau ruang dansa. Tidak ada yang ingin kedapatan berada di sana bilamana Kristus datang. Tidak ada orang Kristen yang ingin mati di tempat seperti itu.” (Messages to Young People, p. 398)

BAHAN BACAAN
“Setan mengetahui bahwa pikiran sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakannya. Ia sedang berusaha menuntun baik orang muda maupun orang dewasa untuk membaca buku-buku cerita serta buku-buku lainnya. Para pembaca buku-buku seperti itu menjadi tidak layak untuk menuaikan kewajiban yang mereka hadapi. Mereka hidup dalam khayalan, dan tidak mempunyai kerinduan untuk menyelidiki Kitab Suci untuk makan manna dari surga. Pikiran yang perlu dikuatkan menjadi lemah, dan kehilangan kuasanya untuk mempelajari kebenaran besar yang ada sangkut-pautnya dengan tugas dan pekerjaan Kristus, ----- kebenaran yang dapat memperkuat pikiran, menggugah angan-angan, serta menyalakan suatu keinginan yang kuat dan sungguh-sungguh untuk menang sebagaimana Kristus telah menang.” (Messages to Young People, p. 271)
“…. Cerita-cerita percintaan, dongeng-dongen picisan yang menggemparkan, malah jenis-jenis buku yang disebut novel agama ---- buku-buku yang dalamnya pengarang menarik suatu pelajaran akhlak dari ceritanya ---- menjadi suatu kutuk kepada mereka yang membacanya. Perasaan agama mungkin dijalinkan di seluruh buku cerita, tetapi dalam banyak hal Setan mengenakan jubah malaikat, sehingga dapat memperdayakan dan memikat lebih berhasil. Seorang pun tiada yang sudah teguh dalam prinsip-prinsip rohani, seorang pun tiada yang sudah aman dari penggodaan sehingga mereka sudah aman dalam membaca cerita-cerita seperti ini. Ambillah tekad menjauhkan segala bacaan yang tidak berharga. Hal itu tidak akan menguatkan kerohanianmu, tetapi akan memasukkan ke dalam ingatan perasaan-perasaan yang merusak angan-angan, menyebabkan engkau kurang memikirkan tentang Yesus dan merenungkan pelajaran-pelajaran-Nya yang berharga.” (Messages to Young People, p. 273)

PERMAINAN
“Ada hiburan-hiburan seperti berdansa-dansi, bermain kartu, catur, dam, dan lain-lain, yang kita tidak dapat membenarkannya, karena Sorga melarangnya.” (Massages to Young  People, pp. 379, 392)
“Sebuah gambaran tentang berbagai perkara telah  ditunjukkan kepada saya dimana para siswa sedang bertanding tennis dan cricket. Kemudian kepada saya diberi petunjuk dari hal sifat tabiat dari hiburan-hiburan ini. Sekaliannya itu diperlihatkan kepada saya sebagai suatu jenis penyembahan berhala, bagaikan berhala-berhala dari bangsa-bangsa.” (Counsels to Teachers, p. 350)
“Menurut perasaan umum pekerjaan kasar itu adalah rendah derajatnya, namun orang dapat saja bekerja keras sebanyak yang mereka lakukan pada permainan cricket, baseball, atau di dalam pertandingan tinju, tanpa dianggap rendah derajat. Setan bergembira apabila dilihatnya manusia menggunakan kekuatan- kekuatan fisik dan mentalnya pada apa yang tidak mendidik, yang tidak bermanfaat, yang tidak dapat membantu mereka untuk menjadi suatu berkat bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongannya. Sementara orang-orang muda makin menjadi ahli dalam olahraga-olahraga yang tidak bernilai nyata bagi diri sendiri atupun bagi orang lain. Setan sedang memainkan pertaruhan hidup bagi jiwa-jiwa mereka, sambil merampas dari mereka talenta-talenta yang telah  dikaruniakan Allah kepada mereka, lalu menempatkan sifat-sifat jahatnya sendiri sebagai gantinya pada mereka….. Ia berusaha mengisi dan memenuhi pikiran sedemikian lengkapnya supaya Allah tidak akan lagi menemukan tempat di dalam ingatan.” (Counsels to Teachers, pp. 274, 275)
“Saya tidak mempermasalahkan permainan bola yang sederhana; tetapi permainan ini, meskipun dalam kesederhanaannya, mungkin dilakukan berlebih-lebihan.” (Adventist Home, p. 499)

Hari Sabat



ALLAH TELITI TERHADAP SABAT-NYA ZAMAN INI
“Tuhan tidak kurang teliti-Nya di waktu ini terhadap Sabat-Nya daripada sewaktu Ia memberikan petunjuk-petunjuk khusus di atas kepada bani Israel. Ia memerintahkan mereka agar membakar apa yang hendak mereka bakar, dan merebus apa yang hendak mereka rebus pada hari keenam, yaitu persiapan bagi istirahat pada hari Sabat. Mereka yang lalai melakukan persiapan bagi hari Sabat pada hari yang keenam, dan yang memasak makanan pada hari Sabat, mereka itu melanggar perintah yang keempat, dan merupakan pelanggar-pelanggar hukum Allah. Semua orang yang benar-benar rindu untuk menyucikan Sabat sesuai dengan perintah itu, tidak akan mau memasak makanan apapun pada hari Sabat. Dalam takut akan Allah yang telah mengaruniakan hukum-Nya dari Sinai, mereka akan menolak, lalu makan makanan yang telah dipersiapkan pada hari yang keenam, sekalipun ia itu kurang melezatkan. Allah melarang bani Israel membakar dan merebus pada hari Sabat. Larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang penganut Sabat sebagai sesuatu anjuran yang sungguh-sungguh dari Jehovah mereka. Tuhan akan mengawasi umat-Nya agar tidak memanjakan selera makannya yang tak terkendali pada hari Sabat, yaitu hari yang telah disendirikan-Nya bagi meditasi dan perbaktian yang suci.” (Spiritual Gifts, vol. 3, pp. 253, 254)
“Kita harus berhati-hati menjaga saat (memulai dan mengakhiri) hari Sabat. Ingatlah bahwa setiap saat sudah ditahbiskan, waktu yang suci.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p. 356)

HARI PERSIAPAN
“Hari yang mendahului Sabat itu harus dibuat menjadi hari persiapan, agar supaya segala-galanya dapat siap bagi memasuki jam-jamnya yang suci. Jangan sekali urusan pekerjaan kita sendiri dibiarkan datang mengganggu waktu Sabat yang suci.” (Patriarchs and Prophets, p. 296)
“Sebelum matahari masuk hendaklah para anggota keluarga berkumpul untuk membaca firman Allah, menyanyi, dan berdoa. Di sini diperlukan adanya reformasi, karena banyak yang sudah lalai. Kita perlu mengaku kepada Allah dan saling mengaku satu kepada yang lainnya. Kita harus memulai kembali untuk membuat pengaturan-pengaturan khusus, agar setiap anggota keluarga dapat dipersiapkan untuk memuliakan hari itu yang telah diberkati dan disucikan Allah. (Testimonies for the Church, vol. 6, pp. 356-357)
“Jangan seorangpun membiarkan dirinya sepanjang minggu memikirkan kepentingan-kepentingan hidup ini dan menghabiskan tenaganya sedemikian rupa oleh berbagai usahanya mengejar keuntungan duniawi, sehingga pada hari Sabat mereka sudah tidak lagi bertenaga untuk berbakti kepada Allah. Kita sedang merampok Tuhan apabila kita membuat diri kita lalai menyembah Dia pada hari suci-Nya. Bahkan kita pun sedang merampok diri sendiri, karena kita juga membutuhkan persekutuan yang hangat dan bercahaya, sebagaimana juga kekuatan untuk diperoleh dari kepintaran dan pengalaman orang-orang Kristen lainnya.” (Child Guidance, p. 530)
“Apabila mungkin, para pengusaha supaya memberikan kepada para karyawannya beberapa jam dari Jumat tengah hari sampai kepada permulaan Sabat di sore hari. Berikanlah kepada mereka waktu untuk melaksanakan persiapan, agar dapat mereka menyambut kedatangan hari Tuhan itu dengan pikiran yang tenang. Dengan cara ini engkau tidak akan menderita rugi walaupun dalam hal-hal yang biasa.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p. 356)
“Jangan seorangpun membiarkan dirinya sepanjang minggu memikirkan kepentingan-kepentingan hidup ini dan menghabiskan tenaganya sedemikian rupa oleh berbagai usahanya mengejar keuntungan duniawi, sehingga pada hari Sabat mereka sudah tidak lagi bertenaga untuk berbakti kepada Allah. Kita sedang merampok Tuhan apabila kita membuat diri kita lalai menyembah Dia pada hari suci-Nya. Bahkan kita pun sedang merampok diri sendiri, karena kita juga membutuhkan persekutuan yang hangat dan bercahaya, sebagaimana juga kekuatan untuk diperoleh dari kepintaran dan pengalaman orang-orang Kristen lainnya.” (Child Guidance, p. 530)
“Sebelum masuk matahari hendaklah semua pekerjaan yang bersifat dunia ditinggalkan dan semua bacaan dunia disingkirkan. Para orangtua, jelaskanlah pekerjaanmu dan semua maksudnya kepada anak-anakmu, hendaklah mereka itu ikut serta mempersiapkan diri untuk memperingati Sabat sesuai dengan perintah itu.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p. 356)

LARANGAN-LARANGAN
MEMASAK
Ia memerintahkan mereka agar membakar apa yang hendak mereka bakar, dan merebus apa yang hendak mereka rebus pada hari keenam, yaitu persiapan bagi istirahat pada hari Sabat. Mereka yang lalai melakukan persiapan bagi hari Sabat pada hari yang keenam, dan yang memasak makanan pada hari Sabat, mereka itu melanggar perintah yang keempat, dan merupakan pelanggar-pelanggar hukum Allah. Semua orang yang benar-benar rindu untuk menyucikan Sabat sesuai dengan perintah itu, tidak akan mau memasak makanan apapun pada hari Sabat. Dalam takut akan Allah yang telah mengaruniakan hukum-Nya dari Sinai, mereka akan menolak, lalu makan makanan yang telah dipersiapkan pada hari yang keenam, sekalipun ia itu kurang melezatkan. Allah melarang bani Israel membakar dan merebus pada hari Sabat. Larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang penganut Sabat sebagai sesuatu anjuran yang sungguh-sungguh dari Jehovah mereka. Tuhan akan mengawasi umat-Nya agar tidak memanjakan selera makannya yang tak terkendali pada hari Sabat, yaitu hari yang telah disendirikan-Nya bagi meditasi dan perbaktian yang suci.” (Spiritual Gifts, vol. 3, pp. 253, 254)
“Mereka yang lalai membuat persiapan pada enam hari bekerja, untuk menyambut hari Sabat dan memasak makanan pada hari Sabat, adalah melanggar hukum hari Sabat.” (Spirit of Prophecy, vol. 1, p. 225)
MEREPARASI PAKAIAN
“Sabat itu bukan diberikan untuk mereparasi pakaian, atau untuk memasak makanan, atau untuk mencari keplesiran, ataupun untuk sesuatu pekerjaan duniawi lainnya.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p. 355)
“Pada hari Jumat pakaian-pakaian anak-anak supaya diperhatikan. Sepanjang minggu hendaklah pakaian-pakaian itu sudah disimpan sendiri oleh anak-anak itu di bawah petunjuk ibunya, agar supaya mereka dapat mengenakannya dengan tenang, tanpa timbul kekacauan atau mencari ke sana ke mari dengan tergesa-gesa dengan mengeluarkan kata-kata yang terburu-buru.” (Child Guidance, p. 528)
PERSELISIHAN
“Ada sesuatu tugas lain yang harus mendapatkan perhatian pada hari persiapan. Pada hari ini semua perselisihan di antara saudara-bersaudara, apakah itu di dalam lingkungan keluarga, atau di dalam sidang, harus sudah disingkirkan. Hendaklah semua persiapan pahit getir dan marah serta kebencian dibuang keluar dari jiwa. Dalam roh yang merendah ‘akuilah kesalahanmu seorang kepada seorang, dan berdoalah satu kepada yang lainnya, agar supaya kamu dapat disembuhkan.’ Yakobus 5:16.”
“Sebelum Sabat dimulai, maka baik pikiran maupun tubuh hendaknya ditarik dari semua kesibukan duniawi. Allah telah menetapkan Sabat-Nya pada akhir dari keenam hari kerja itu, supaya manusia dapat berhenti dan mempertimbangkan apa yang telah mereka capai sepanjang minggu dalam persiapannya memasuki kerajaan yang bersih yang tidak akan dimasuki satupun pelanggar hukum di dalamnya. Kita hendaknya setiap Sabat mengadakan perhitungan dengan jiwa kita untuk melihat apakah minggu yang telah berakhir itu berhasil memberikan keuntungan atau kerugian rohani.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p. 356)
BERBICARA DUNIAWI
“Tindakan dan perkataan kita harus dijaga pada hari Sabat.” (Child Guidance, p. 529)
“Apabila Sabat dmulai, maka kita hendaknya menempatkan pengawal mengawasi diri kita, mengawasi perbuatan-perbuatan dan perkataan kita, agar tidak kita merampok Allah oleh memanfaatkan waktu-Nya yang tegas-tegas merupakan milik-Nya itu, bagi kepentingan kita sendiri. Janganlah membiarkan diri kita ataupun anak-anak kita melakukan pekerjaan apapun bagi keperluan hidup ini ataupun sesuatu yang seharusnya sudah dapat dilakukan pada enam hari kerja itu. Jumat ialah hari persiapan. Waktunya dapat digunakan untuk melakukan persiapan-persiapan yang perlu bagi Sabat serta untuk memikirkan dan membicarakannya…. Allah menghendaki dari kita bukan saja berhenti daripada pekerjaan secara fisik pada hari Sabat, melainkan agar pikiranpun dapat diatur pada hal-hal yang suci. Perintah yang keempat itu pada hakekatnya juga dilanggar oleh membicarakan perkara-perkara duniawi atau oleh ikut membicarakan hal-hal yang tidak penting. Membicarakan sesuatu atau apa saja yang mungkin masuk dalam ingatan adalah sama dengan membicarakan kata-kata dari kita sendiri. Setiap penyimpangan daripada yang benar akan memasukkan kita ke dalam tawanan dan hukuman.” Child Guidance, pp. 529-530)
“Allah menghendaki dari kita bukan saja berhenti daripada pekerjaan secara fisik, melainkan supaya pikiranpun dapat diatur kepada hal-hal yang suci saja pada hari Sabat.” (Child Guidance, p. 529)
“Hukum yang keempat sudah dilanggar oleh membicarakan hal-hal yang bersifat duniawi dan yang lucu-lucu serta yang sia-sia.” (Manuscript Release, vol. 5, p. 301)
TIDURAN
“Jam-jam yang berharga dari Sabat itu supaya tidak dihabiskan di tempat tidur. Pada hari Sabat pagi keluarga supaya dipersiapkan semenjak dari pagi-pagi sekali. Jika mereka terlambat bangun, akan terjadi kekacauan dan kerepotan dalam mempersiapkan makan pagi dan Sekolah Sabat. Akan terjadi kesibukan yang terburu-buru, terdesak ini dan itu, dan ketidak-sabaran. Dengan demikian berbagai perasaan yang tidak suci memasuki rumah tangga. Demikianlah Sabat lalu dicemarkan, menjadi sesuatu yang membosankan, sehingga kedatangannya menjadi disegani gantinya dicintai.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p. 357)
“Jangan seorangpun merasa bebas untuk menggunakan waktu yang suci dalam cara yang sama sekali tidak bermanfaat. Adalah tidak berkenan bagi Allah apabila para pemelihara Sabat lebih banyak tidur pada hari Sabat. Dengan berbuat demikian mereka menghina Khalik Penciptanya, dan melalui teladannya itu, akan berarti enam hari kerjanya terlalu mahal bagi mereka untuk beristirahat.” (Testimonies for the Church, vol. 2, p. 704)
TERLAMBAT KE GEREJA
“Ada suatu kelalaian yang menyedihkan dengan banyak orang karena mereka selalu terlambat pada hari Sabat pagi. Mereka sangat ketat dengan waktunya sendiri, mereka tidak mau kehilangan satu jampun dari waktunya; tetapi dengan waktu milik Tuhan, satu-satunya hari dari antara tujuh hari yang telah dinyatakan Tuhan sebagai milik-Nya, dan yang telah diperintahkan-Nya kepada kita untuk diserahkan kepada-Nya, sebagiannya itu telah dihabiskan karena tidur sampai kesiangan di pagi hari. Dalam hal ini mereka sedang merampok Allah. Hal ini menyebabkan mereka terbelakang dalam segala perkara; membuat kekacauan di dalam keluarga; dan akhirnya membawa halangan bagi seluruh keluarga di Sekolah Sabat, dan barangkali pula di pertemuan khotbah. Mengapakah kita kini tidak dapat bangun pagi bersama dengan burung-burung, lalu menyampaikan puji dan syukur kepada Allah? Cobailah akan hal itu, saudara dan saudari. Lakukanlah semua persiapanmu pada hari sebelumnya, lalu datanglah segera ke Sekolah Sabat dan pertemuan khotbah, maka dengan begitu engkau tidak hanya menguntungkan orang lain, melainkan engkau akan juga menuai berkat-berkat yang kaya bagi dirimu sendiri.” (Youth’s Instructor, March 19, 1879)
TERLALU BANYAK MAKAN
“Janganlah mempersiapkan bagi hari Sabat jumlah makanan yang melimpah atau dengan variasi makanan yang lebih banyak daripada untuk hari-hari lainnya. Sebagai gantinya, makanan itu harus lebih sederhana, dan harus lebih sedikit yang dimakan, supaya pikiran bisa cerah dan kuat untuk memahami perkara-perkara rohani. Terlalu banyak makan akan menggelapkan otak. Kata-kata firman yang termahal sekalipun dapat didengar tetapi tidak disukai, sebab pikiran telah dikacaukan oleh sesuatu makanan yang tidak teratur. Oleh kelebihan makan pada hari Sabat, maka banyak orang telah lebih banyak mempermalukan Allah daripada yang disangkanya.
“Karena memasak pada hari Sabat harus dihindari, maka tidaklah perlu bagi kita untuk memakan makanan dingin. Dalam udara yang dingin, makanan yang sudah dipersiapkan sehari sebelumnya itu dapat dipanaskan. Dan hendaklah makanan-makanan itu, sekalipun sederhana, cukup enak dan menarik. Sediakanlah sesuatu yang akan dianggap sebagai sajian, yaitu sesuatu yang tidak setiap hari dijumpai di dalam keluarga.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p. 357)
PAKAIAN KHUSUS
“Banyak orang memerlukan petunjuk mengenai bagaimana mereka seharusnya muncul di dalam kumpulan orang-orang yang berbakti pada hari Sabat. Janganlah mereka itu masuk ke tempat kehadiran Allah dalam pakaian biasa yang telah dipakai sepanjang minggu. Semua orang harus memiliki sebuah setelan baju yang khusus untuk hari Sabat untuk dikenakan pada waktu menghadiri acara gereja di dalam rumah Allah. Sekalipun kita tidak boleh menyesuaikan diri dengan mode-mode dunia, janganlah kita bersikap acuh terhadap keadaan kita yang tampak dari luar. Kita harus berpakaian rapi dan bersih, sekalipun tanpa mengenakan perhiasan. Anak-anak Allah harus bersih, baik di dalam maupun di luar.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p. 355)
PERSEMBAHAN & PERPULUHAN
“Petunjuk-petunjuk yang telah diberikan oleh Roh Suci melalui rasul Paulus, berkenan dengan pemberian-pemberian sukarela, menyajikan suatu prinsip yang juga berlaku bagi pembayaran perpuluhan, yaitu : ‘Pada hari pertama dari minggu hendaklah masing-masing kamu menyerahkan ke perbendaharaan sesuai dengan yang telah diberkati Allah akan dia.”
“Dan saat yang lebih pantas mana lagi yang dapat dipilih bagi penyerahan perpuluhan dan penyampaian persembahan-persembahan tatangan kita kepada Allah? Pada hari Sabat kita dapat berpikir akan kebaikan-Nya. Kita telah memandang akan perbuatan-Nya menciptakan bumi sebagai suatu kenyataan kuasanya dalam melakukan penebusan. Hati kita penuh dengan syukur bagi kasih sayang-Nya yang besar. Hati kita penuh dengan syukur bagi kasih sayang-Nya yang besar. Dan kini, sebelum tugas bagi sesuatu minggu dimulai, kita supaya mengembalikan kepada-Nya milik-Nya sendiri, berikut suatu persembahan tatangan untuk membuktikan terima kasih kita. Perbuatan kita yang sedemikian ini akan merupakan sebuah khotbah mingguan, yang menyatakan bahwa Allah adalah Pemilik dari semua harta milik kita, dan bahwa Ia telah membuat kita menjadi penatalayanan-penatalayanan untuk memanfaatkan harga milik itu bagi kemulian-Nya.” (Counsels on Stewardship, p. 80)
“Dalam permulaan tahun 1859 kebutuhan bagi sesuatu rencana yang lebih pantas telah dirasakan, lalu telah dilakukan penyelidikan yang lebih serius ke arah itu. Telah muncul dari penyelidikan ini rencana yang dikenal dengan Pemberian Sukarela yang teratur. Sesuai dengan I Korintus 16: 2 yang memberikan secara teratur pada hari pertama dari minggu telah disarankan, dan juga sebagaimana yang dianjurkan oleh 2 Korintus 8:12-14, yaitu suatu penyebaran tanggung-jawab keuangan yang merata.” (Appendix, Testimonies, vol. 1, p. 714)
PERJALANAN JAUH
“Jika kita ingin memperoleh berkat yang telah dijanjikan kepada mereka yang patuh, maka kita harus mematuhi Sabat itu lebih ketat lagi. Saya takut jika kita sering membuat perjalanan pada hari Sabat apabila ia itu dapat dihindari. Sesuai terang yang sudah diberikan Tuhan berkenan dengan penyucian Sabat, kita harus lebih berhati-hati dalam membuat perjalanan di atas kapal atau dengan kendaraan mobil pada hari ini. Dalam hal ini kita harus memberikan teladan yang benar ke hadapan anak-anak kita dan orang-orang muda. Untuk mencapai gereja-gereja yang membutuhkan bantuan kita, serta untuk menyampaikan kepada mereka pekabaran yang dikehendaki Allah untuk didengar mereka, maka mungkin perlu bagi kita untuk membuat perjalanan pada hari Sabat. Namun sedapat mungkin tiket-tiket dan berbagai persiapan yang perlu supaya diselesaikan pada hari-hari sebelumnya. Sewaktu hendak berangkat kita harus merencanakan sedemikian rupa agar kita mencapai tujuan pada hari Sabat.”
“Apabila terpaksa untuk membuat perjalanan pada hari Sabat, maka kita harus beusaha menghindai diri dari pergaulan dengan orang-orang yang mungkin akan menarik perhatian kita kepada perkara-perkara dunia. Kita harus mempertahankan pikiran kita tetap pada Allah dan terus berhubungan dengan Dia. Bilamana ada kesempatan kita pun harus berbicara kepada orang lain perihal kebenaran. Kita harus senantiasa siap membantu orang-orang yang menderita, dan membantu mereka yang membutuhkan pertolongan. Dalam hal-hal yang sedemikian Allah menghendaki agar pengetahuan dan akal budi yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita supaya dimanfaatkan. Tetapi janganlah kita membicarakan masalah-masalah usaha atau terlibat dalam percakapan duniawi biasa apapun juga. Pada segala waktu dan dimanapun saja Allah menghendaki kita supaya membuktikan loyalitas kita kepada-Nya oleh menghormati Sabat.”  (Testimonies Treasures, vol. 2, pp. 181-183)
MENYALAKAN API
“Selama perjalanan di padang belantara menyalakan api pada hari yang ketujuh telah sangat dilarang. Larangan itu ternyata tidak dilanjutkan sampai ke tanah Kanaan, di sana udara dingin yang sangat berat senantiasa membuat api sangat dibutuhkan; tetapi di padang belantara api tidak diperlukan bagi pemanasan.” (Patriarchs and Prophets, p. 409)
PRAKTEK DOKTER
“Seringkali para dokter dipanggil pada hari Sabat untuk melayani si sakit, sehingga tidak mungkin bagi mereka untuk mengambil waktu bagi istirahat dan penyerahan diri kepada Tuhan. Juruselamat telah menunjukkan kepada kita oleh teladan-Nya, bahwa adalah sah-sah saja meringankan penderitaan orang pada hari ini. Namun para dokter dan para jururawat agar jangan melakukan pekerjaan apapun yang tidak sangat mendesak. Pelayanan biasa dan operasi-operasi yang dapat ditunda, harus ditunda sampai ke hari berikutnya. Para penderita hendaknya memahami bahwa dokter-dokter itu harus memperoleh satu hari bagi istirahat. Tuhan berfirman : ‘Sesungguhnya semua Sabat-Ku harus kamu peringati, karena ia itu merupakan tanda di antara Aku dengan kamu sepanjang generasi-generasimu.’ Keluaran 31:13.”
“Janganlah seorangpun, karena sebab ia dokter, lalu merasa bebas untuk melalaikan firman Tuhan ini. Ia harus merencanakan tugasnya sedemikian rupa agar dapat memenuhi tuntutan-tuntutan Allah. Ia tidak boleh membuat perjalanan pada hari Sabat, terkecuali apabila terdapat penderitaan yang sangat mendesak untuk ditolong.” (Medical Ministry, pp. 214, 215)
“Mungkin saja perlu untuk menggunakan juga jam-jam dari Sabat yang suci bagi meringankan orang-orang yang menderita. Namun hasil (fee) yang diperoleh bagi pekerjaan yang sedemikian ini harus diserahkan kepada perbendaharaan Tuhan, untuk digunakan membantu orang-orang yang benar-benar miskin, yang membutuhkan keahlian medis tetapi tidak mampu membiayainya.” (Medical Ministry, p. 216)
“Perbuatan-perbuatan yang sangat mendesak dan perbuatan-perbuatan peri kemanusiaan adalah diijinkan pada hari Sabat, orang sakit dan orang-orang yang menderita pada segala masa harus dijaga. Tetapi pekerjaan yang tidak mendesak harus benar-benar dihindari.” (Patriarchs and Prophets, p. 307)
CUCI PIRING
“Kami akan mendesak kepada semua agar jangan mencuci piring mereka pada hari Sabat, kalau saja ini dapat dihindari. Allah akan dipermalukan oleh setiap perbuatan yang tidak perlu dilakukan pada hari suci-Nya. Bukan saja tidak konsisten, melainkan justru sepatutnya, agar piring-piring itu supaya dibiarkan sampai selesai Sabat baharu dicuci, sekiranya ini dapat diatur.” (Selected Messages, book 3, p. 258)
TRANSAKSI
“Bila umat Tuhan membicarakan transaksi dagang berlangsung pada hari Sabat untuk memperoleh keuntungan, maka ia berdosa, sama seperti orang yang tidak seiman tadi, ia tidak boleh mengizinkan dari uangnya untuk membayar orang bekerja pada hari Sabat.” (Signs of the Times, May 20, 1886)
CUKUR KUMIS & SEMIR SEPATU
“Banyak orang menjadi teledor sehingga mereka menyemir sepatu, mencukur kumis, sesudah masuk hari Sabat. Hal ini tidak patut adanya. Biarlah sepatu tetap kasar dan kumis tetap tidak dicukur, hingga hari Sabat berlalu.” (Signs of the Times, May 25, 1882)
MAIN BOLA & BERENANG
“Mencari kesenangan, main bola, berenang tidak perlu pada hari Sabat. Tetapi itu merupakan dosa yang melalaikan kesucian hari Sabat.” (Selected Messages, book 3, p. 528)
ANAK-ANAK BERMAIN
“Rumah Allah dinajiskan dan hari Sabat dilanggar oleh anak-anak pemelihara Sabat. Mereka berlari-lari di rumah Tuhan bermain dan berbicara menunjukkan satu tabiat yang jahat.” (Selected Messages, book 3, p. 257)
ANAK-ANAK SEKOLAH
“Jika orang tua mengizinkan anaknya mendapat pendidikan dengan dunia dan menjadikan Sabat suatu hari yang biasa saja, maka meterai Allah tidak dapat mereka peroleh. Mereka akan dibinasakan dengan dunia, dan bukankah orang tua bertanggung jawab atas darah mereka?” (Nasihat Bagi Sidang, jilid 1, hal. 60)
ANAK-ANAK MASUK GEREJA
“Para bapa dan ibu harus membuatkan sesuatu peraturan agar anak-anak mereka menghadiri perbaktian umum pada hari Sabat, dan mereka harus memaksakan peraturan ini melalui teladannya sendiri. Adalah kewajiban kita untuk memerintahkan anak-anak kita serta seluruh rumah tangga kita untuk mengikuti kita, sebagaimana yang diperbuat Abraham dahulu. Oleh teladan dan juga peraturan kita hendaknya menanamkan pada mereka pentingnya ajaran agama.” (Child Guidance, p. 530)

PENUTUPAN HARI SABAT
“Sementara matahari masuk, hendaklah suara doa dan nyanyian pujian mengumandang menandai berakhirnya jam-jam yang suci itu sambil mengundang kehadiran Allah menyertai kita pada sepanjang satu minggu kerja yang akan dimasuki.”
“Demikianlah para orangtua dapat membuat hari Sabat itu sebagaimana yang sepatutnya, yaitu hari yang paling menggembirakan di dalam minggu. Mereka dapat memimpin anak-anaknya menghargainya sebagai sesuatu hari yang paling menyenangkan dari hari-hari lainnya, yaitu hari suci milik Tuhan yang dimuliakan.”
“Saya menasehatkan kamu, saudara-saudariku : ‘Ingatlah akan hari Sabat supaya menyucikannya.’ Jika engkau ingin anak-anakmu mematuhi Sabat sesuai dengan perintahnya, maka engkau harus mengajarkan kepada mereka baik melalui ketentuan peraturannya maupun oleh teladanmu sendiri. Pengukiran kebenaran yang mendalam di dalam hati tidak akan pernah terhapuskan sama sekali. Ia itu dapat saja menjadi gelap, tetapi tidak akan pernah dapat dihapuskan. Kesan-kesan yang dibuat di dalam hidup sejak dini akan tampak dalam tahun-tahun kemudian. Berbagai keadaan dapat saja timbul memisahkan anak-anak daripada para orangtua mereka dan rumah mereka, namun selama mereka masih hidup, petunjuk yang pernah diberikan di masa kanak-kanak dan di masa mudanya akan menjadi suatu berkat.” (Testimonies for the Church, vol. 6, p. 359)